Pertama-tama, saya mau tanya Anda dulu. Anda sudah
baca buku-buku saya sebelumnya? Mana yang Anda ingat, poin-poin dalam buku Marketing with Love atau Hot Marketing? Saya berani bertaruh
seratus ribu rupiah, Anda akan menjawab: buku yang pertama, Marketing with Love. Mengapa? Kata
kuncinya adalah cerita (story). Yah,
konon inilah konsep pemasaran pertama di Indonesia yang dikemas dalam bentuk cerita.
Catatlah, fakta itu cuma bisa menyergap sisi rasional manusia. Kalau cerita? Bisa mengguncang sisi emosional. Fakta itu cuma bisa mengungkapkan. Kalau cerita? Bisa menghibur, membujuk, sekaligus menghanyutkan. Cerita juga merangsang muatan-muatan yang terkandung di otak sebelah kanan, semisal gurauan, kiasan, imajinasi, dan kreativitas
.
Percaya atau tidak, sebenarnya kematian manusia akibat tertimpa buah kelapa 10 sampai 15 kali lebih banyak daripada kematian manusia akibat serangan hiu. Itu betul! Tetapi, mana yang lebih populer? Tentu saja, serangan hiu! Ketika hiu dilacak, ketika hiu memburu, ketika hiu memangsa, ketika hiu ditangkap, itu semua diceritakan bahkan difilmkan -mulai dari Jaws sampai Deep Blue Sea. Sehingga, kini publik -termasuk saya- lebih kepincut pada kehidupan hiu. Sementara buah kelapa -walaupun jelas-jelas lebih mematikan- tidak pernah diceritakan apalagi difilmkan. Jadi, siapa yang bakal kepincut? Siapa coba?
Cerita, inilah penyebab mengapa pendongeng lebih diidolakan daripada analyst. Ini pula penyebab mengapa guru sejarah lebih digemari daripada guru matematika. Ini juga penyebab mengapa RCTIdan HBO lebih diminati daripada MetroTV dan CNN. Ini juga penyebab mengapa novel dan komik lebih digandrungi daripada buku bisnis dan ensiklopedia.
Menyadari akan hal itu, maka dibuatlah buku bisnis dengan konsep cerita. Jadilah One-Minute Manager dan Rich Dad Poor Dad. Dibuatlah produk-produk dengan sentuhan cerita. Jadilah Koko Krunch dan Body Shop. Dibuatlah objek wisata dengan polesan cerita. Jadilah Sangkuriang dan Roro Jonggrang. Hasilnya? Semuanya laris-manis bak arum manis. Pst, Andrie Wongso juga selalu membungkus seminar dan bukunya dengan cerita. Buat apa coba?
Dan tahukah Anda, di antara 10 selebriti wanita terkaya di dunia, siapakah yang bercokol pada 2 posisi teratas? Asal tahu saja, 2 wanita ini tidak cantik, tidak pula seksi. Berbeda dengan 8 wanita lainnya, yakni Martha Stewart, Madonna, CĂ©line Dion, Mariah Carey, Janet Jackson, Julia Roberts, Jennifer Lopez, dan Jennifer Aniston.
Kalau 8 wanita tadi kudu menari, menyanyi, bahkan berakting demi menjadi yang terkaya, ternyata 2 wanita ini cuma bisa bercerita. Tak pelak lagi, 2 wanita ini tidak lain adalah presenter sepanjang masa, Oprah Winfrey, dan pengarang fenomenal Harry Porter, JK. Rowling. Kekayaan masing-masing mencapai US$ 1,3 milyar dan US$ 1 milyar. Coba deh Anda rupiahkan! Ladies and gentlemen, di sinilah letak kekuatan cerita.
Seperti yang saya ulas di 10 Jurus Terlarang! untuk menapak level sukses yang berikutnya, profesi apapun -tidak terkecuali profesi yang identik dengan otak kiri- mesti membekali diri dengan kemampuan-kemampuan khas otak kanan. Bercerita, salah satunya. Mau contoh? Dokter, jangan cuma pandai mendiagnosa (baca: kiri). Dosen, jangan cuma pandai mengajar (baca: kiri). Jurnalis, jangan cuma pandai meliput (baca: kiri). Tak terelakkan lagi, mereka juga harus lihai dan piawai bercerita (baca: kanan).Tetapi jangan salah kaprah, jangan salah arah! Kanan tok, tanpa kiri, bullshit jadinya! Seorang dokter yang lihai dan piawai bercerita, namun gagal mendiagnosa, salah-salah dia bisa diseret keluar dari rumah sakit. Iya ‘kan? Ya, iyalah. Kok pakai tanya?
Ippho Santosa adalah Creative Marketer, dengan latarbelakang entrepreneur di bidang properti, musik, makanan, dan penulis bestseller 10 Jurus Terlarang!
sumber: http://www.andriewongso.com/
Catatlah, fakta itu cuma bisa menyergap sisi rasional manusia. Kalau cerita? Bisa mengguncang sisi emosional. Fakta itu cuma bisa mengungkapkan. Kalau cerita? Bisa menghibur, membujuk, sekaligus menghanyutkan. Cerita juga merangsang muatan-muatan yang terkandung di otak sebelah kanan, semisal gurauan, kiasan, imajinasi, dan kreativitas
.
Percaya atau tidak, sebenarnya kematian manusia akibat tertimpa buah kelapa 10 sampai 15 kali lebih banyak daripada kematian manusia akibat serangan hiu. Itu betul! Tetapi, mana yang lebih populer? Tentu saja, serangan hiu! Ketika hiu dilacak, ketika hiu memburu, ketika hiu memangsa, ketika hiu ditangkap, itu semua diceritakan bahkan difilmkan -mulai dari Jaws sampai Deep Blue Sea. Sehingga, kini publik -termasuk saya- lebih kepincut pada kehidupan hiu. Sementara buah kelapa -walaupun jelas-jelas lebih mematikan- tidak pernah diceritakan apalagi difilmkan. Jadi, siapa yang bakal kepincut? Siapa coba?
Cerita, inilah penyebab mengapa pendongeng lebih diidolakan daripada analyst. Ini pula penyebab mengapa guru sejarah lebih digemari daripada guru matematika. Ini juga penyebab mengapa RCTIdan HBO lebih diminati daripada MetroTV dan CNN. Ini juga penyebab mengapa novel dan komik lebih digandrungi daripada buku bisnis dan ensiklopedia.
Menyadari akan hal itu, maka dibuatlah buku bisnis dengan konsep cerita. Jadilah One-Minute Manager dan Rich Dad Poor Dad. Dibuatlah produk-produk dengan sentuhan cerita. Jadilah Koko Krunch dan Body Shop. Dibuatlah objek wisata dengan polesan cerita. Jadilah Sangkuriang dan Roro Jonggrang. Hasilnya? Semuanya laris-manis bak arum manis. Pst, Andrie Wongso juga selalu membungkus seminar dan bukunya dengan cerita. Buat apa coba?
Dan tahukah Anda, di antara 10 selebriti wanita terkaya di dunia, siapakah yang bercokol pada 2 posisi teratas? Asal tahu saja, 2 wanita ini tidak cantik, tidak pula seksi. Berbeda dengan 8 wanita lainnya, yakni Martha Stewart, Madonna, CĂ©line Dion, Mariah Carey, Janet Jackson, Julia Roberts, Jennifer Lopez, dan Jennifer Aniston.
Kalau 8 wanita tadi kudu menari, menyanyi, bahkan berakting demi menjadi yang terkaya, ternyata 2 wanita ini cuma bisa bercerita. Tak pelak lagi, 2 wanita ini tidak lain adalah presenter sepanjang masa, Oprah Winfrey, dan pengarang fenomenal Harry Porter, JK. Rowling. Kekayaan masing-masing mencapai US$ 1,3 milyar dan US$ 1 milyar. Coba deh Anda rupiahkan! Ladies and gentlemen, di sinilah letak kekuatan cerita.
Seperti yang saya ulas di 10 Jurus Terlarang! untuk menapak level sukses yang berikutnya, profesi apapun -tidak terkecuali profesi yang identik dengan otak kiri- mesti membekali diri dengan kemampuan-kemampuan khas otak kanan. Bercerita, salah satunya. Mau contoh? Dokter, jangan cuma pandai mendiagnosa (baca: kiri). Dosen, jangan cuma pandai mengajar (baca: kiri). Jurnalis, jangan cuma pandai meliput (baca: kiri). Tak terelakkan lagi, mereka juga harus lihai dan piawai bercerita (baca: kanan).Tetapi jangan salah kaprah, jangan salah arah! Kanan tok, tanpa kiri, bullshit jadinya! Seorang dokter yang lihai dan piawai bercerita, namun gagal mendiagnosa, salah-salah dia bisa diseret keluar dari rumah sakit. Iya ‘kan? Ya, iyalah. Kok pakai tanya?
Ippho Santosa adalah Creative Marketer, dengan latarbelakang entrepreneur di bidang properti, musik, makanan, dan penulis bestseller 10 Jurus Terlarang!
sumber: http://www.andriewongso.com/
1 komentar:
Karya yang sungguh bagus dan bermanfaat.
membangkitkan semangat dan tekat. ^_^
Posting Komentar